Friday, September 15, 2006

Kisah Telaga Hati

Suatu hari seorang tua bijak didatangi seorang
pemuda yang sedang dirundung masalah. Tanpa membuang
waktu pemuda itu langsung menceritakan semua
masalahnya.
Pak tua bijak hanya mendengarkan dgn seksama,
lalu ia mengambil segenggam serbuk pahit dan meminta
anak muda itu untuk mengambil segelas air.
Ditaburkannya serbuk pahit itu ke dalam gelas, lalu
diaduknya perlahan.
"Coba minum ini dan katakan bagaimana rasanya
",ujar pak tua.
"Pahit, pahit sekali ", jawab pemuda itu sambil
meludah ke samping. Pak tua itu tersenyum, lalu
mengajak tamunya ini untuk berjalan ke tepi telaga
belakang rumahnya. Kedua orang itu berjalan
berdampingan dan akhirnya sampai ke tepi telaga yang
tenang itu. Sesampai disana, Pak tua itu kembali
menaburkan serbuk pahit ke telaga itu, dan dengan
sepotong kayu ia mengaduknya.
"Coba ambil air dari telaga ini dan minumlah."
Saat si pemuda mereguk air itu, Pak tua kembali
bertanya lagi kepadanya, "Bagaimana rasanya ?"
"Segar ", sahut si pemuda.
"Apakah kamu merasakan pahit di dalam air itu ?"
tanya pak tua.
"Tidak, " sahut pemuda itu.
Pak tua tertawa terbahak-bahak sambil berkata:
"Anak muda, dengarkan baik-baik. Pahitnya kehidupan,
adalah layaknya segenggam serbuk pahit ini, tak lebih
tak kurang. Jumlah dan rasa pahitnyapun sama dan
memang akan tetap sama. Tetapi kepahitan yg kita
rasakan
sangat tergantung dari wadah yang kita miliki.
Kepahitan itu akan didasarkan dari perasaan tempat
kita meletakkannya. Jadi saat kamu merasakan kepahitan
dan kegagalan dalam hidup, hanya ada satu yg kamu
dapat lakukan; lapangkanlah dadamu menerima semuanya
itu, luaskanlah hatimu untuk menampung setiap
kepahitan itu."
Pak tua itu lalu kembali menasehatkan : "Hatimu
adalah wadah itu. Perasaanmu adalah tempat itu.
Kalbumu adalah tempat kamu menampung segalanya.? Jadi
jangan jadikan hatimu seperti gelas, buatlah laksana
telaga yg mampu menampung setiap kepahitan itu, dan
merubahnya menjadi kesegaran dan kedamaian."
Karena Hidup adalah sebuah pilihan..mampukah
kita jalani kehidupan dengan baik sampai ajal kita
menjelang.. belajar bersabar menerima kenyataan adalah
yang terbaik.

0 comments: