Friday, February 23, 2007

si jaNtaN

Kenapa kau tampak bersinar, dengan peluh bersimbah.
Dibawah cahaya lampu, saat kau ayunkan lenganmu kuat..!
Ambisi memancar dari sinar matamu yang tajam menghujam.
Sedikit senyum yang membawa teduh dihati.
Bibir merahmu yang tampak basah kau gigit,
sembari bersemu merah pipimu saat kau tau pukulanmu tepat mengenai sasaran!
Kau jantan! Kau kukuh, kuat dan bersinar!
Kau kasar, bringas, tapi kau mampu melakukan segalanya.
Dibalik kokohnya bahumu. Ada sesuatu yang kau sembunyikan.
Aku tau sesuatu, aku tahu kau miliknya..!


Friday, February 02, 2007

Adikku, Malaikatku_

Sering aku jengkel terhadap semua tangismu
yang aku kategorikan tangis gombal.
Karena tiap kali aku kena marah, kau selalu tersenyum dibalik air mata buayamu itu.
Ahh...rasanya muak sekali.
Tapi tiap kali aku melihatmu tertidur pulas di dekatku,
dengan mata yang terpejam sebagian, dengan bibir yang sedikit menganga,
dengan luka-luka yang mulai mengering di lutut, lengan, bahkan hampir di seluruh penjuru kaki kutemui..
Aku meneteskan air mata..
kali ini bukan air mata buaya, ini air mataku..
Sama dengan air matamu saat kau menangis kala terjatuh..saat kau merintih saat demam tubuhmu..saat kau merasa lega saat lampu yg tadinya mati jadi hidup dan kembali menerangi rumah kita..
Kita sama..Darahku dan darahmu sama..
Dalam tubuh kita mengalir darah yang sama..
Kita lahir dari rahim yang sama..
Aku tersadar..aku sangat menyayangimu..
Aku mencintaimu..
Apapun akan kulakukan untuk menjaga dan melindungimu.


Impianku..melihatmu tumbuh besar dengan penuh kebahagiaan dan cita-cita.
Cita-cita yang hampir tiap malam kau bisikkan di telingaku, kala kita sama-sama akan mengarungi alam mimpi yang luas..
Senyum tulus yang kau berikan saat aku benar2 dalam keadaan yang jatuh, membuatku malu.. kenapa aku begitu lemah sedang ada seorang malaikat kecil yang selalu mendukungku.
Lembut tanganmu menyentuh pipiku saat airmata itu menetes.. membuat hatiku merasa teduh.
Cium dan peluk hangat yang kau layangkan saat kita sama-sama dilanda rindu, membuatku enggan untuk meninggalkanmu barang selangkah.


Kita senang guyon yah dek..sampek tempat tidur kita itu udah hilang spreinya. Bonekaku smpai jebol, karena kau jadikan kuda2anmu. Mamapun sampai marah melihat tingkah kita. Seperti biasa, di ujung perkelahian guyon kita selalu saja ada yang menangis. Kau atau aku. Jika kau yang menangis..mama selalu memarahiku, dan disitulah aku jengkel padamu.
Tapi apa ? setelah itu kita sama-sama tidur terlelap di atas tempat tidur yang sudah kita rusak sedemikian rupa.

Ah..
Aku benar-benar merindukanmu..

Adikku, Malaikatku